Candi peninggalan Singosari |
Peninggalan dari Kerajaan Singasari ini terdiri atas Candi, Arca dan Prasasti.
Peninggalan berupa Candi diantaranya adalah:
- Candi Singasari
- Candi Jago
- Candi Kidal
- Candi Sumberawan
- Candi Jawi
Peninggalan berupa Arca diantaranya adalah :
- Arca Dwarapala
- Arca Ganesha
- Arca Prajñāpāramitā
- Arca Amoghapasa
Peninggalan berupa Prasasti diantara
- Prasasti Singhasari
- Prasasti Wurare
- Prasasti Manjusri
- Prasasti Mula Malurung
- Prasasti Kudadu
- Prasasti Amoghapasa
Kerajaan Singasari adalah salah satu kerajaan Hindu- Buddha yang pusat pemerintahannya berada di daerah Malang, Jawa Timur. Kerajaan Singasari diperkirakan berdiri pada tahun 1222 Masehi dan dikenal luas karena memiliki banyak sekali peninggalan sejarah yang masih ada hingga sekarang.
Peninggalan Kerajaan Singhasari diantaranya berupa candi, Arca dan Prasasti, disamping ada juga beberapa pemandian yang menjadi saksi keberadaan Kerajaan Singasari. Kerajaan Singasari awalnya dikenal dengan nama Tumapel, yang merupakan daerah yang berada di bawah kekuasaan dari Kerajaan Kediri.
Pada masa pemerintahan dari Kerajaan Kediri, daerah Tumapel diperintah oleh seorang yang bernama Tunggul Ametung. Kerajaan Tumapel atau Singhasari didirikan oleh Ken Arok ( Ken Angkrok ) setelah berhasil membunuh Akuwu Tumapel, Tunggul Ametung dan mengambil istrinya Ken Dedes. Ken Arok juga berhasil mengalahkan Raja Kediri terakhir yang bernama Raja Kertajaya.
Keturunan Ken Arok dan juga keturunan dari Tunggul Ametung meneruskan pemerintahan dari Kerajaan Singhasari yang dimulai dari Anusapati, Mapanji Tohjaya, Wiśńuwarddhana atau Nararya Sminingrat dan yang berakhir setelah Raja Kertanegara terbunuh pada saat Raja Jayakatwang menyerbu ibukota dari Kerajaan Singhasari pada tahun 1292 Masehi.
Pemberontakan itu terjadi pada saat Kerajaan Singhasari sedang disibukkan oleh ekspedisi Pamalayu, pengiriman prajurit-prajurit perang ke Sumatera. Karena terkecoh oleh siasat dari Raja Jayakatwang maka Kerajaan Singhasari dapat ditaklukkan dengan mudah. Pasukan yang dipimpin oleh Raden Wijaya atau Dyah Wijaya akhirnya melarikan diri ke Songeneb atau Sumenep di Pulau Madura dan meminta perlindungan kepada Arya Wiraraja.
Ardharaja yang merupakan anak dari Raja Jayakatwang dan juga menantu dari Raja Kertanegara yang awalnya berhadapan dengan pasukan Jayakatwang membelot dan berbalik arah mendukung ayahnya. Raja Jayakatwang berhasil menaklukkan Kerajaan Singhasari dan menjadi Raja Kediri selama 1 tahun, hingga tahun 1293 dan dapat dikalahkan tentara Tartar yang dikirimkan oleh Kaisar Khubilai Khan sebagai jawaban atas penghinaan dari Raja Kertanegara kepada utusan Kaisar Khubilai Khan.
Berikut adalah catatan sejarah tentang Raja dari Kerajaan Singasari menurut dua sumber sejarah, yaitu Kitab Pararaton dan Kakawin Negarakertagama. Dalam urutan Raja dan tahun pemerintahannya terdapat beberapa perbedaan.
Urutan Raja Kerajaan Singasari Versi Kitab Pararaton.
- Ken Arok
(1222 ~ 1247 Masehi). - Anusapati.
(1247 ~ 1249 Masehi) - Tohjaya atau Mapanji Tohjaya.
(1249 ~ 1250 Masehi). - Ranggawuni atau Wisnuwardhana.
(1250 ~ 1272 Masehi). - Kertanegara.
(1272 ~ 1292 Masehi).
Urutan Raja Kerajaan Singasari Versi Kitab Nagarakartagama.
- Rangga Rajasa Sang Girinathaputra.
(1222 ~ 1227 Masehi). - Anusapati
(1227 ~ 1248 Masehi). - Wiśńuwarddhana.
(1248 ~ 1254 Masehi). - Kertanegara.
(1254 ~ 1292 Masehi).
Dalam Kitab Pararaton disebutkan nama Raja Mapanji Tohjaya tetapi dalam catatan Kakawin Negarakertagama nama itu tidak ada. Demikian juga dengan tahun pergantian antara Ken Arok, Anusapati dan Wiśńuwarddhana terjadi catatan yang berbeda.
Berikut ini adalah peninggalan dari Kerajaan Singhasari yang masih bisa dilihat hingga sekarang diantaranya adalah :
1. Candi Singasari
Situs sejarah peninggalan Kerajaan Singasari yang sangat terkenal adalah Candi Singasari, candi ini terletak di sebuah lembah diantara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna. Candi SIngasari berada pada wilayah Desa Renggi, Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang, di provinsi Jawa Timur. Menurut pendapat dari ahli arkeologi, Candi Singasāri diperkirakan dibuat sekitar tahun 1300 Masehi sebagai salah satu peringatan dan penghormatan untuk Raja Kertanegara.
Candi Singasari oleh sebagian masyarakat juga disebut dengan Candi Menara atau Candi Cungkup. Ciri khas dari Candi Singhasāri ini di bagian tengah halamannya mempunyai corak Syiwa, dimana ada beberapa arca Syiwa yang mengelilingi sebuah taman. Menurut pendapat dari para ahli, diyakini bahwa Candi Singasāri ini memang tidak pernah selesai dibangun. Candi Singasāri sempat mengalami masa pemugaran pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda pada tahun 1930.
2. Candi Jago atau Candi Jajaghu.
Candi jago adalah salah satu situs bersejarah peninggalan dari Kerajaan Singasāri. Candi Singasāri ini diperkirakan dibangun pada abad ke-13 Masehi. Lokasi Candi Jago berada di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
Pada Candi Jago, terdapat relief Kunjarakarna dan Pancatantra yang disusun dari bahan batu andhesit. Candi Jago sudah mengalami banyak kerusakan, misalnya pada bagian atap Candi Jago hanya tersisa sebagian saja. Kerusakan ini terjadi karena sebuah sambaran petir yang pernah menerpa atap Candi jago, hal itu karena bentuk desain dari Candi Jago dibuat seperti punden berundak. Berdasarkan kisah-kisah yang turun temurun diceritakan di masyarakat, Candi Jago merupakan salah satu candi yang pada masanya dipakai dalam kegiatan ibadah dari Raja Kertanegara.
3. Candi Kidal.
Candi peninggalan Kerajaan Singasari lainnya adalah Candi Kidal, yang terletak di lokasi Desa Kidalrejo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Candi Kidal terbuat dari material batu andhesit, bangunannya berdimensi geometris vertikal dan memiliki tiga atap yang bertingkat. Atapnya berbentuk bertingkat seperti Ratna sebagai representasi dari karakteristik candi Hindu dan ada juga stupa yang merupakan ciri khas Candi Buddha.
Candi Kidal dibuat untuk menghormati raja kedua Kerajaan Singosari, yaitu Raja Anusapati, yang memerintah pada rentang waktu sejak tahun 1227 hingga 1248. Raja Anusapati mengalami kematian karena dibunuh saudara tirinya Mapanji Tohjaya dalam sebuah acara sabung ayam di Istana Kerajaan.
4. Candi Sumberawan
Situs Candi Sumberawan adalah bangunan candi yang terletak pada lokasi Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Candi Sumberawan memiliki bangunan yang berbentuk menyerupai stupa yang terbuat dari material batu andhesit.
Candi Sumberawan digunakan untuk kegiatan beribadah umat Budha pada masa lalu, bangunan ini adalah satu- satunya candi stupa yang ada di Jawa Timur. Candi Sumberawan ini juga memiliki pemandangan yang sangat indah karena terletak di dekat telaga yang memiliki air jernih.
5. Candi Jawi.
Candi Jawi adalah salah satu situs bersejarah dan budaya warisan dari Kerajaan Singasari, Candi ini diperkirakan dibuat pada abad ke-13 dan diberi nama Candi Jajawa. Candi Jawi berada di lokasi kaki Gunung Welirang, Desa Candi Wates pada pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan, Kecamatan Prigen dan Pringebukan.
Situs sejarah ini digunakan sebagai tempat pedharmaan atau tempat menyimpan abu raja terakhir dari Kerajaan Singhasāri, yaitu Raja Kertanegara. Candi Jawi ini memiliki material pembangun yang bisa dibilang cukup unik, yaitu bagian kaki candi menggunakan batu berwarna gelap. Kemudian bagian tubuh candi yang menggunakan batu berwarna putih, dan pada bagian atap candi yang menggunakan campuran batu berwarna gelap dan putih.
6. Arca Dwarapala.
Arca Dwarapala ini memiliki bentuk berupa sebuah patung penjaga gerbang dalam ajaran Siwa dan Ajaran Buddha dan berjumlah dua buah Arca yang memilki tinggi hampir 4 meter. Bentuknya menyerupai sebuah monster yang memiliki ukuran yang sangat besar yang dibangun dengan bahan yang terbuat dari batu monolitik. Seperti yang diungkapkan penjaga situs Arca Dwarapala bahwa arca ini adalah sebuah tanda bahwa sudah masuk dalam wilayah Kotaraja dan peninggalan reruntuhan Kerajaan Singasāri.
7. Arca Ganesha.
Selain Arca Dwarapala Kerajaan Singhasāri juga memiliki peninggalan arca lain yang diberi nama Arca Ganesha. Arca ini cukup populer, memiliki bentuk Ganesha yang dikenal sebagai patung seorang manusia yang berkepala gajah. Bentuk Arca Ganesha ini memiliki rambut yang disanggul ke bagian atas dan juga menyerupai bentuk mahkota.
8. Arca Prajñāpāramitā.
Arca Prajñāpāramitā ditemukan di reruntuhan Cungkup Putri di dekat Candi Singasāri. Arca ini diperkirakan adalah perwujudan dari , Ken Dedes yang merupakan Ratu pertama dari Kerajaan Singasāri.
9. Arca Amoghapasa.
Arca Amoghapasa adalah situs peninggalan Kerajaan Singasari yang berupa sebuah patung paduka Amoghapasa yang merupakan salah satu perwujudan Lokeswara. Arca ini berhubungan dengan cerita yang ada di Prasasti Padang Roco. Arca Amoghapasa dikenal sebagai hadiah dari Raja Kertanagara kepada Raja Melayu bernama Tribhuwanaraja, yang menjadi Raja di Kerajaan Dharmasraya pada tahun 1286 Masehi.
10. Prasasti Singasari.
Menurut penelitian, Prasasti Singhasāri dibuat pada tahun 1351 Masehi yang menggunakan Aksara Jawa dalam penulisan prasastinya. Prasasti Singasari ditemukan terletak di lokasi di Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kemungkinan besar, prasasti ini dibuat untuk mengenang pembangunan candi pemakaman yang dilakukan oleh Mahapatih Gajah Mada. Dalam prasasti ini terdapat penggambaran benda angkasa yang memilki maksud dan arti tertentu.
11. Prasasti Wurare.
Prasasti Wurare adalah peninggalan Kerajaan Singasari yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Sansekerta. Prasasti ini, berdasarkan tanggalnya tertulis pada 21 November 1289, dinamakan Prasasti Wurare.
Prasasti Wurare dibuat berdasarkan sebuah peringatan penobatan arca Mahaksobhya di tempat yang juga disebut Wurare sebagai bentuk penghormatan dan lambang khusus bagi seorang Raja, yaitu Raja Kertanegara dari Kerajaan Singhasari yang telah dianggap dapat mencapai derajat Jina. Prasasti ini terdiri dari 19 bait sajak yang ditulis dengan tulisan yang melingkar pada bagian prasastinya.
12. Prasasti Manjusri.
Prasasti Manjusri adalah sebuah manuskrip yang dibaut pada bagian belakang dari Arca Manjusri dan dibuat pada tahun 1343 Masehi.
Prasasti Manjusri ditulis dengan menggunakan Aksara Jawa Kuno dan Bahasa Sansekerta, Prasasti ini pada mulanya disimpan di Candi Jago. Prasasti Manjusri sekarang ditempatkan di Museum Nasional di Ibukota Jakarta.
13. Prasasti Mula Malurung.
Prasasti Mula malurung adalah sebuah piagam pengesahan dan penganugerahan untuk dua desa, yaitu Desa Mula dan Desa Malurung yang diberikan kepada Pranaraja.
Prasasti Mula Malurung dikeluarkan oleh Raja Singasari, Raja Kertanegara pada tahun 1255 Masehi berdasarkan perintah dari ayahnya, Raja Wisnuwardhana, yang dalam prasasti ini disebut dengan nama Nararya Sminingrat.
Prasasti Mula Malurung ini memiliki bentuk berupa lempengan tembaga yang ditemukan di Kediri pada tahun 1975 dan tahun 2001. Prasasti Mula Malurung disimpan di Museum Nasional di Jakarta.
14. Prasasti Kudadu.
Prasasti Kudadu juga menjadi salah satu dari peninggalan sejarah dari Kerajaan Singasari yang diperkirakan dibuat pada tahun 1293 Masehi. Prasasti Kudadu ini memuat fakta sejarah yang menyebutkan bahwa pada awal berdirinya Kerajaan Singasari dikenal dengan nama Kerajaan Tumapel.
Dalam Prasasti Kudadu disebutkan juga bahwa
Kerajaan Singhasari pada masa pemerintahan Raja Kertanegara mendapatkan serangan dari tentara Kediri.
15. Prasasti Amoghapasa.
Prasasti Amoghapasa yang merupakan peninggalan Kerajaan Singasari yang pada bagian belakangnya terdapat pahatan aksara.
Prasasti Amoghapasa ditulis dalam sebuah stela patung batu yang disebut juga paduka Amoghapasa, pada saat ini sudah dipindahkan dan disimpan di Museum Nasional di Jakarta.