Mengapa Bisa Disebut Berbeda? Dilihat dari Namanya Saja Sudah Berbeda, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Persaudaraan Setia Hati Terate Pusat Madiun (PSHTPM). Ini Bukanlah Kata Keterangan Sebagai Menerangkan Sebuat Tempat, Melainkan Sebuah Nama Bisa saja ini Adalah Nama Merk. Kami Kira Setelah Parluh 21 tanggal 12-13 Maret 2021 itu Kembali Kepada PSHT Namun Tetap saja Banyak Yang Menyebutnya Parluh 21 PSHT Pusat Madiun (PSHTPM). Seperti yang Saya Jelaskan Diatas itu Berbeda, Karena Dibaca Saja Sudah Berbeda, Apalagi Lagu Mars nya. Kita Juga Tidak Ingin Berpecah Belah, Sama sekali Tak Menginginkan. Kalaupun Kami Meminta Menuliskan Nama Hanya PSHT saja, apa Begitu Beratkah sampai Di Tulis PSHT Pusat Madiun. Apa Beratnya Menulis PSHT, Begitu Beratkah.
Apakah Nanti Jika Ada Nama PSHTPM, Yakin Tidak akan Muncul Nama yang lain seperti PSHT Pusat Ciamis, PSHT Pusat Pemalang, PSHT Pusat Blitar, dan Lain-Lain. itu lah yang akan Terjadi karena Kita Sendiri yang Membuat Sekat, Menjadi Semakin Lama semakin disekat-sekat. Akhirnya Menjadi Organisasi yang Bermacam-macam sesuai dengan Nama Daerah Berkembangnya, Tidak Seperti PSHT yang Tetap PSHT tanpa menyebut Nama Daerah seperti Pencak silat yang lain.
Kami Yakin Siapapun yang Jadi Ketua Umum PSHT, Tetap kami Terima dan Kami Dukung. Jadi Sesuai Jalur nya saja karena di sah kan menjadi warga dari PSHT bukan PSHTPM. itu cara Berfikir Sederhana saja sesuai dengan kodratnya sebagai Anggota PSHT.
Istilah PSHT JJ atau PSHT 08 itu tidak ada, yang ada hanya PSHT dan PSHTPM. Tinggal kita Memilih yang mana, Apakah Masih tetap PSHT atau PSHTPM? Kalau Anda Mengatakan PSHTPM itu sama dengan PSHT, Lalu Mengapa tidak Menyebut atau Menuliskan Nama PSHT saja dari pada Membingungkan golongan Bawah. Sudah Kami Singgung diatas bahwa Semua warga PSHT itu Tidak Mempersoalkan ketua umum PSHT itu Siapa? Yang jadi persoalan itu Siapa yang mengaku ketum PSHT tapi PSHTPM itu lah yang Membuat Bingung kakang mas.
Cobalah Menyanyikan Lagu Mars Setia Hati Terate, apakah Liriknya akan di Tambahi Nama Pusat Madiun? Kami Posting ini agar tidak ada dualisme kepemimpinan di PSHT, Biar Tak di Tulis di buku Sejarah tentang Bobroknya PSHT Setelah Kangmas Tarmadji Boedi Harsono Wafat..
Kami Rasa Warga PSHT juga Tidak Ingin Berbeda Pemahaman dan Nama, Sekali Lagi, Jika Hanya di Tulis dan Menyebut PSHT Tidak Berat kan? Untuk Orang-orang diatas Sana, Tolong Berfikirlah. Jangan Bawa-Bawa Orang Untuk Berpecah Belah, Saling sikut sana-sini. Solusinya Hanya Satu Sebut Saja PSHT, Hanya PSHT, Cuma PSHT, PSHT Only. Kita Tidak Mengenal P16 atau P17 atau P18 atau P19. Yang Kami Kenal hanya PSHT. Terserah Ketua Umumnya siapa, Kami Tidak Mengurusnya. Kami Percaya Kepada Pengurus Atau Dewan Pusat, Karena Sudah Berpengalaman Mengangkat Ketua Umum Dalam Parapatan Luhur Selama Bertahun-tahun.
Solusinya itu Tergantung dari Warga PSHT Semua di Penjuru Negeri, Yaitu Mengutamakan Persaudaraan dan Demokrasi. Jadwal Parapatan Luhur saja Berbeda, Bagaimana Bisa Bersatu.
yang Disebut P17 saja Mengadakan Parluh 21, apa Berarti 4 tahunan? dari 2017 - 2021. Mengapa Membuat Aturan Sesuka Hati, Kalau Memang yakin Benar, Harusnya Parluh tahun 2022, 5 Tahunan. ini Pendapat Kami, Bagaimana Dengan Anda? Silahkan Komentar di Bawah ya?