Membahagiakan Anak Itu Sederhana
"Ayo, jalan- jalan dik, ke halaman."
Umumnya begitu ajakan istri aku pada kanak- kanak, paling utama yang no 3 serta yang 4 kala terdapat waktu senggang di pagi hari. Tidak mesti di hari libur, terkadang di hari apa saja dikala terdapat waktu, istri aku mengajak mereka jalan- jalan ke halaman. Aku sesekali turut menyertai mereka.
Jangan bayangkan itu halaman yang cool semacam tempat wisata, ataupun halaman di kota mandiri semacam di perumahan- perumahan elit. Ini betul- betul halaman bermain biasa. Di tengah pemukiman, ataupun komplek menengah. Di situ terdapat ayunan, perosotan serta mainan standar buat kanak- kanak. Kanak- kanak mah fun saja bermain di halaman semacam itu.
Bagi SOP bermain dengan kanak- kanak, hingga usai bermain ditutup dengan jajanan ataupun makan pagi. Tukang santapan apa saja yang melalui ataupun singgah, kami cegat. Bubur ayam, siomay, cilung ataupun cilor (hafal ayahbunda 2 tipe santapan ini?), ya agak- agak nge- junk food dikit, tetapi khas kampung, yang berarti kanak- kanak bahagia.
Ayahbunda, membahagiakan kanak- kanak itu jurusnya sederhana saja. Jangan bayangkan Kamu wajib bawa mereka ke waterpark, flying fox, ataupun diving ke Raja Ampat. Nomor. Forget it. Banyak orang tua berpikir sangat njlimet tentang metode membahagiakan anak. Itu sebab mereka berpikir senang itu merupakan wajib semacam mereka, orang berusia yang telah jenuh ngejar uang.
Ya, banyak orang tua yang berpikir jika membahagiakan anak itu sama dengan metode membahagiakan orang berusia, spesialnya mereka. Sementara itu dunia anak totally different dengan kita, orang berusia. Beda banget.
Kamu sempat amati anak bayi ketawa- tawa memandang bola menggelinding, bapaknya pasang muka badut, ataupun menghasilkan suara bebek? Perihal yang amat simpel– apalagi remeh– bagi otak orang berusia, tetapi mengasyikkan buat mereka. Sayang, bagaikan orang tua kita acapkali tidak peka dengan dunia anak.
Aku sempat berjumpa dengan anak yang kebimbangan dikala ditanya apa momen yang sangat berkesan ataupun membahagiakan dikala bersama orang tua. ABG itu kebimbangan kemudian menanggapi, "Kayaknya tidak terdapat, Pak!" OMG. Mudah- mudahan anak itu mengatakan demikian sebab kurang ingat, bukan sebab memanglah tidak terdapat momen yang fun bersama orang tuanya. Terdapat sebagian metode yang amat sederhana buat membahagiakan anak antara lain:
1. Tuluslah menyayangi mereka.
Rasulullah SAW. merupakan figur orang berusia, bapak serta kakek yang bahagia menyapa, merangkul, menggendong serta mencium kanak- kanak. Dia pula tidak sempat membeda- bedakan putra- putrinya serta cucu- cucunya. Membeda- bedakan anak tidak hanya diharamkan agama pula membuat anak merasa tidak aman serta tidak senang.
Jadi, jangan pedulikan kata orang jika anak kita itu terdapat kekurangan itu serta itu, bukan juara kelas, tidak sangat pandai menghafal al- Qur'an, dsb. Cintailah mereka dengan tulus, sebab anak bagaimanapun pula merupakan anugerah dari Allah. Lagipula kesalehan tidak diukur dari juara kelas, menawan serta ganteng ataupun jumlah hafalan ayat serta hadits, tetapi dari seberapa banyak kanak- kanak kita mengamalkan ayat al- Qur' an serta hadits Nabi SAW.
2. Terdapat waktu buat bersama mereka.
Dalam novel aku, Alhamdulillah Saya Jadi Bapak, aku cantumkan nasihat 2 orang psikolog asal AS, mereka katakan; jika Kamu tidak memiliki waktu buat anak hendaknya Kamu tidak harus memiliki anak.
Coba hitung, berapa jam dalam satu hari serta sepekan terdapat waktu untuk Kamu buat menelepon kanak- kanak? Duduk bercanda, ngobrol serta berikan tausiyah ringan pada mereka? Bandingkan dengan waktu bisnis, kerja, pula dakwah? Apakah sepadan, cocok, tidak kurang?
Aku sertakan perbandingan dengan waktu dakwah sebab aktivitas dakwah juga tidak boleh merampas waktu kebersamaan dengan anak. Itu merupakan hak mereka. Sebaliknya Nabi SAW. sempat menegaskan;“ Sebetulnya pada keluargamu terdapat hak( yang harus kau tunaikan).”
Aku ingatkan, durasi kebersamaan dengan anak itu takkan lama. Nanti terdapat masa mereka menginginkan kemandirian, terpisah dari orang tua serta saudaranya. Cukupnya waktu bersama dengan anak hendak membuat mereka senang.
3. jangan gampang kerap marah.
Orang tua marah itu biasa, tetapi sangat mudah serta kerap marah itu tidak baik serta membuat anak tidak merasa aman. Belajarlah buat jadi person yang‘ kebal rasa’, artinya toleran pada kesalahan orang lain terlebih kanak- kanak. Mereka pula semacam kita di waktu kecil, sering melaksanakan perihal yang bodoh, tidak ketahui ketentuan, serta kesekian melaksanakan kesalahan.
Mulailah mengatur amarah. Marah yang baik merupakan pada momen yang cocok, tidak kelewatan serta gampang melupakan kesalahan orang yang kita marahi. Terlebih pada anak kita, segeralah maafkan kesalahannya serta akrab lagi dengannya.
4. Doakan mereka serta sampaikan harapan
Rasulullah kerap menggendong kanak- kanak kalangan muslimin serta mendoakan mereka. Doa itu hingga terdengar oleh kanak- kanak yang Dia doakan. Ibnu Abbas ra. misalnya ingat betul kalau Rasulullah SAW. mendoakannya supaya jadi orang yang pandai dalam menguasai al- Qur'an. Doa itu terkabul, serta dia juga jadi seseorang teman yang sangat menguasai isi al- Qur'an dibanding sahabat- sahabat senior yang lain.
Sekali waktu pegang pundaknya, ataupun usap kepalanya, ataupun pangku sang kecil, kemudian katakan jika Kamu senantiasa mendoakannya supaya jadi anak yang soleh, pandai, serta dicintai Allah.
Terdapat dampak psikologis yang luar biasa pada orang yang mendengar pengakuan Kamu kalau dia senantiasa Kamu doakan. Terlebih kanak- kanak kita. Mereka terus menjadi yakin( serta senang pastinya) pada orang tuanya sebab senantiasa mendoakan anak- anaknya.
5. memenuhi kebutuhan mereka
cocok hak yang ma'ruf. Allah SWT sudah mengharuskan pada orang tua spesialnya bapak buat penuhi kebutuhan hidup kanak- kanak mereka. Mulai dari pangan, sandang serta tempat tinggal. Berdosa seseorang bapak manakala mengabaikan nafkah istri serta kanak- kanak mereka.
Hingga tunaikanlah nafkah kanak- kanak dengan ma’ ruf, tidak membeda- bedakan, serta ajak mereka senantiasa mensyukuri tiap rezeki yang Allah limpahkan. Insya Allah mereka hendak merasa jadi kanak- kanak yang senantiasa berbahagia. Sekarang Bagaimana Dengan Anda, Bila ada Tambahan Silahkan Berkomentar di Bawah.