Kata Mutiara PSHT mengatakan: "Manusia dapat di hancurkan, manusia dapat dibinasakan namun manusia tidak dapat dikalahkan selama masih berSETIA HATI pada dirinya Sendiri." Setia Hati sebenarnya adalah kata sifat yang menjadi penghubung antara Tuhan dan hambanya, sehingga terdapat istilah causalitas trinitas yaitu 3 elemen dasar yang meliputi manusia itu sendiri, Alam, dan Allah Sebagai Pencipta Alam Semesta.
Setia Hati |
Memilih menjadi seorang Setia Hati Memang sangatlah tidak Semudah Mengatakan Setia Hati. karena harus mempunyai sikap kedewasaan dan Keyakinan serta di imbangi Dengan nilai kebijaksanaan dalam hidup di Tengah masyarakat. Setia Hati Merupakan Suatu Keyakinan Terhadap Dirinya Sendiri dan tujuan akhir dari Setia Hati adalah untuk menjadi manusia yang berbudi pakerti luhur serta mengetahui benar dan salah. Tidak Semua Anggota Pencak Silat dalam Garis eyang Suro Setia Hati Bisa Menyerap Ilmu Luhur dari Setia Hati itu sendiri. Karena Di Butuhkan Keyakinan yang Mendalam serta Mendasar Untuk Menjadi Seseorang Setia Hati Yang Sebenarnya.
Trap atau Tingkatan dalam ilmu setia hati (PSHT) dibagi 3 Bagian Yaitu:
- ksatrio atau pendekar.
- Nalendro raja atau pemimpin.
- Pandito penasehat atau sesepuh.
Dalam ajarannya di buatlah sebuah organisasi pencak silat antara lain: Persaudaraan Setia Hati Terate, Persaudaraan Setia Hati, Persaudaraan Setia Hati Winongo, Setia Hati Panti, dan Lain-lain.
Dalam Historis Pencak Silat Sebenarnya dari guru yang sama dan yang menciptakan berbagai gerakan jurus. Namun seiring berjalannya waktu mereka (para Murid) mendirikan nama pencak sendiri atas restu sang guru Sebagai Pencipta jurus-Jurus. Namun Berjalannya waktu pula terdapat oknum oknum Silat yang tidak setuju bahwa perbedaan adalah rahmat, sehingga Terjadi banyak tawuran Antar Pencak Silat yang disebabkan ketidak tahuan dan Kesombongan mereka mengenai ilmu Setia Hati.
Karena Setia Hati Sebenarnya Adalah Suatu ilmu Persaudaraan yang menjadikan orang lain bagaikan saudara kandung, yang saling tolong menolong, Saling menghargai, Saling menghormati dan saling merasakan dan menjaga perasaan orang lain.